Lampung memiliki kebudayaan kain tenun Tapis yang telah banyak diketahui orang. Selain itu Lampung juga memiliki kain batik yang berciri khas daerah. Kalau mengulik sejarah, pada dasarnya Lampung tidak memiliki tradisi membatik. Awal mula adanya budaya batik di Lampung merupakan pengembangan dari kain daerah lain yang dimodifikasi dengan cara memasukkan unsur kebudayaan dan potensi di daerah Lampung pada motif kain.
Sejarah
Kain Sebage merupakan kain yang menjadi awal mula adanya kain batik di Lampung. Kain ini berasal dari India yang dikenakan oleh masyarakat setempat sejak abad 15. Penggunaan kain Sebage saat itu untuk acara adat, keagamaan, perkawinan, serta penutup jenazah. Kain Sebage dibagi menjadi dua jenis yaitu Sebage Balak dan Sebage Lunik, yang dibedakan berdasarkan penggunanya. Sebage Balak digunakan oleh orang-orang tertentu saja pada kegiatan upacara ritual, sedangkan untuk sebage Lunik dapat digunakan masyarakat umum.
Budayawan Lampung Andrean Sangaji diperkirakan mengembangkan motif batik Lampung sejak 1970. Motif batik yang telah berkembang saat itu dimodifikasi dengan menambahkan motif yang menjadi ciri khas Lampung seperti perahu dan motif batik pohon hayat. Motif ini dapat dikatakan dipopulerkan oleh Andrean, yang mana motif tersebut menjadi trademark batik Lampung sampai saat ini. Motif batik pohon hayat mendapat pengaruh dari kebudayaan Islam-Budha.
Pada 1999, pengembangan motif batik Lampung dipelopori oleh desainer kenamaan Lampung Aan Ibrahim. Penciptaan motif batik Lampung Sembagi berawal dari kegelisahan tidak adanya motif batik khas Lampung. Pengembangan motif yang dilakukan oleh Aan didasari pada kain Sembagi yang telah ada sebelumnya. Kain Sembagi merupakan kain yang berasal dari pesisir Coromandel India dengan ciri khas utama yaitu motif bunga pada kain. Penyebaran kain Sembagi sampai pada daerah Sumatra dan Jawa, muncul di kerajaan Sriwijaya pada abad 7. Pengembangan yang dilakukan adalah dengan memperkuat ciri khas Lampung pada kain batik motif Sembagi dengan penambahan ornamen-ornamen khas Lampung.
Pada 2002, Gatot Kartiko, salah satu penduduk Jawa yang menetap di Lampung mengembangkan motif batik Lampung dengan kebudayaan, aneka tradisi masyarakat, dan kekayaan alam sebagai sumber inspirasi. Pengembangan motif batik Lampung terinspirasi dari kain tenun tradisional setempat yaitu kain tenun Tapis. Selain itu juga memasukkan kebudayaan ciri khas Lampung seperti mahkota Siger, kapal, gajah, dan ornamen lainnya.
Dalam salah satu pengembangan motif, Gatot melibatkan Masyarakat Penyimbang Adat Lampung (MPAL) sehingga tidak ada kekeliruan dalam hasil desainnya. Pengembangan motif ini merupakan salah satu cara Gatot dalam rangka mengenalkan budaya Lampung secara luas. Perkembangan motif batik Lampung terus menerus dikembangkan masyarakat setempat dalam upaya memperkaya keragaman motif batik Lampung dengan menggunakan kebudayaan, hasil bumi, simbol daerah yang ada.
Jenis Motif Batik Lampung
Pengembangan motif batik Lampung yang dilakukan oleh desainer, seniman lokal sekaligus perajin/pelaku usaha batik berkembang dengan pesat. Beberapa motif batik Lampung yang telah ada sampai saat ini sebagai berikut;
Motif Batik Pohon Hayat
Motif ini masih memiliki pengaruh dari budaya alkulturasi Islam-Budha yang mana menggambarkan pohon Hayat sebagai simbol kehidupan. Pohon hayat/kehidupan sebagai pohon surga, kekuatan abadi, maskulinitas, dan simbol kehidupan.
Motif Batik Siger
Lampung dikenal dengan Pulau Seribu Siger yang mana banyak lambang Siger ada pada bagian atas bangunan toko, sekolah, tugu, dll. Siger merupakan perangkat penting yang digunakan pada acara adat Lampung, seperti acara pernikahan, Tarian Cangget, Melinting, Singgeh Pengeunten. Siger adalah mahkota keagungan wanita bangsawan Lampung kuno yang menjadi simbol feminitas, kekuatan, dan keagungan seorang wanita. Hal ini menggambarkan sosok wanita yang lembut tetapi dapat mandiri, bekerja keras, memiliki kegigihan sehingga mendorong kesuksesan hidup pasangan mereka.
Motif Batik Gajah
Motif ini terinspirasi dari gajah Lampung yang menjadi ciri khas daerah. Biasanya motif ini digabungkan dengan motif batik kapal dan Siger. Terdapat motif gajah Way Kambas yang mana motifnya menggambarkan taman nasional perlindungan gajah Way Kambas di Lampung. Dilihat dari sudut pandang kebudayaan Hindu menjadi simbol dewa kebijaksanna dan pengetahuan.
Motif Batik Kapal
Batas bagian barat, selatan, dan timur Lampung adalah laut. Motif kapal terinspirasi dari kegiatan masyarakat pesisir setempat yang bermata pencaharian nelayan. Bukan hanya itu, terdapat juga banyak sungai di Lampung sehingga penggunaan transportasi kapal menjadi hal yang sehari-hari digunakan masyarakat setempat.
Motif Batik Sembagi
Batik motif Sembagi menjadi kain adat dan sakral di kebudayaan Lampung. Salah satu jenis batik motif ini digunakan sebagai penutup jenazah. Batik motif Sembagi yang digunakan pada penutup jenazah memiliki karakter warna cenderung gelap. Selain itu, terdapat jenis batik motif Sembagi yang digunakan pada upacara pernikahan dengan penggunaan warna yang cerah pada kain batik. Ciri khas dari motif Sembagi adalah terdapat untaian bunga dan kembang kopi di sepanjang kain.
Penggunaan motif kembang kopi ini menjadi simbolis komoditas unggulan Lampung. Seperti pada batik Lampung lainnya, motif ini dapat dikembangkan dengan menggabungkan motif dasar Sembagi dengan ornamen khas Lampung lainnya, seperti ornamen gajah, Siger, kapal, ikan, dll. Karakter lain dari motif ini adalah pengulangan motif, sehingga memiliki kerumitan yang tinggi. Motif Sembagi menjadi motif batik Lampung pertama yang telah dipatenkan.
Terdapat pengembangan pada motif batik Sembagi yaitu Sembagi Corak Bunga Kopi yang menggambarkan kopi khas Lampung yang memiliki ciri khas tersendiri. Penggunaan warna kuning dimaksudkan sebagai simbol perdamaian yang merepresentasikan masyarakat Lampung yang mencintai perdamaian. Selain itu terdapat motif Sembagi Kaca Piring yang mana digunakan pada acara adat seperti upacara Cakak Pepadun dan pernikahan adat. Digunakan para ibu penyimbang adat baik marga Agung Siwo Mego maupun marga Pak Tulang Bawang sebagai kanduk lilit.
Selain itu juga terdapat motif lain yang menonjolkan ciri khas masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Lampung seperti, motif batik Kabupaten Pringsewu yang memasukkan unsur bambu di dalamnya. Motif bambu yang tidak beraturan ini menggambarkan komoditi yang terkenal di sana yaitu kerajinan bambu. Selain itu, makna yang ingin disampaikan dari motif tersebut adalah bahwa masyarakat Pringsewu terdiri dari berbagai agama tetapi tetap bertoleransi antar satu sama lain. Motif batik Abekhu (Anak Berkebutuhan Khusus) yang ada di Lampung Timur dibuat untuk anak-anak berkebutuhan khusus yang bersekolah di SLB Lampung Timur. Batik ini memiliki ciri khas motif badak dan lada.

