in

Indonesia Akan Perkenalkan Kopi Indonesia Berdasarkan Indikasi Geografisnya

Kopi Indonesia

Indonesia merupakan produsen kopi terbesar keempat dunia, bertekad meningkatkan kualitas produksi kopi setiap tahunannya secara berkesinambungan dengan perkiraan mencapai 700.000 ton. “Kami akan memperkenalkan produk kopi spesial Indonesia dan diversifikasi produk kopi Indonesia kepada dunia khususnya komunitas Uni Eropa,” kata Direktur Industri Minuman, Hasil Tembakau, dan Bahan Penyegar Kemenperin Willem Petrus Riwu mewakili Dirjen Industri Agro Kemenperin pada pembukaan WOC 2016 di Dublin, Irlandia, Kamis (23/6).

Pernyataan tersebut diutarakan saat Indonesia turut dalam kegiatan pameran World of Coffe di Royal Dublin Society, Irlandia. Keikutsertaan ini sekaligus memperluas pasar ekspor produk kopi Indonesia terutama ke negara-negara Eropa. “Untuk itu, kami terus memperkenalkan produk-produk kopi terbaik Indonesia sesuai indikasi geografis,” tegas Willem lagi.

Indikasi geografis merupakan tanda yang menunjukkan daerah asal produk itu berdasarkan faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor manusia, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut, yang memberikan ciri dan kualitas tertentu.

“Pada tahun 2008, indikasi geografis pertama dikeluarkan di Bali untuk melindungi petani yang menanam kopi di daerah Kintamani, sehingga dinamakan Kopi Kintamani Bali,” tuturnya. Dalam beberapa tahun terakhir, lebih dari 12 daerah telah mematuhi persyaratan kualitas dari indikasi geografisnya dan berkomitmen untuk memperketat kualitas kontrol dari produknya.

“Hingga saat ini, lebih dari 1,5 juta petani kopi rakyat kecil di Indonesia. Langkah demi langkah penyebaran daerah indikasi geografis akan memberikan mereka kesempatan unik untuk mengakses pasar internasional,” paparnya.

Sementara itu, beberapa kopi khas daerah yang ditampilkan pada ajang WOC 2016, diantaranya untuk kopi arabika berasal dari Kerinci, Jambi; Temanggung, Jawa Tengah; Toraja, Sulawesi Selatan; Manglayang, Jawa Barat; dan Solok, Sumatera Barat. Sedangkan untuk kopi robusta, diantaranya berasal dari Bengkulu; Flores Manggarai, Nusa Tenggara Timur; dan Pupuan, Bali.

“Saya mengharapkan, kegiatan yang dilaksanakan di Paviliun Indonesia pada pameran World of Coffee 2016 ini dapat berlangsung dengan baik, sukses dan memberikan dampak positif dalam pengembangan industri pengolahan kopi di Indonesia,” pungkas Willem.

Bekraf

Bekraf Ajak Perajin Batik Terapkan Standar Khusus Batik

Batik Fashion

Do & Don’t Gunakan Batik Fashion