in ,

Material Batik Dan Wastra Indonesia Berpadu Di Etnos

Yongki Budisutisna masih concern mengangkat kekayaan khas Indonesia via material batik. Pada desain busana sebelumnya ia sering mengangkat akulturasi busana dari berbagai negara yang memiliki ke-khas-an busananya dan dibuat dengan material kain khas Indonesia. Begitupula yang terjadi di Jakarta Fashion & Food Festival 2016 lalu yang kembali mengangkat kisah akulturasi budaya di sepanjang jalur sutera.

Dari mulai kain tenun ragam corak bernuansa biru, ia memadankan dengan bahan denim berdetail kulit. Siluetnya diambil dari unsur pakaian tradisional negara Cina, India, dan Persia. Semuanya dimodifikasi ke dalam tampilan yang lebih modern dan bernuansa street fashion. Ini dapat dilihat dari tampilan outer wear seperti jaket, ponco, dan coat berkesan tangguh.

Lulusan LPTB Susan Budihardjo ini mengembangkan minat dan bakatnya di dunia mode dengan membuktikan prestasinya di Lomba Perancang Mode Femina, Concours Jeunes Createurs, serta juara di Indonesian Young Designer Centest (IYDC) di tahun 1995. Sempat pula mewakili Indonesia di kompetisi bergengsi ASEAN Young Designer Contest di tahun yang sama.

Latar-belakang seringnya ia menggunakan material batik didasari dari pengalamannya menjadi in-house designer untuk batik Danar Hadi, hingga akhirnya di tahun 2000 dirinya memutuskan mendirikan label dengan namanya sendiri. Sebagai dedikasinya mengangkat wastra nusantara, ia membangun label Yongki Budisutisna Etnos, yang merupakan lini ready-to- wear dari Yongki Budisutisna dengan menggunakan kain tradisional sebagai bahan utama.

DSC_7685-min

DSC_7692-min

DSC_7695-min

Batiklopedia.com

batik tanah liat

Melalui 3 in 1, BDI Padang Cetak SDM Handal Penghasil Batik Tanah Liat

batik ken dedes

Pemilihan Putri Batik Ken Dedes 2016 Digelar Di Candi Singosari