in ,

Batik Kauman Berpenggerak Perempuan Muhammadiyah

Kampung Kauman Yogyakarta, adalah tempat kelahiran Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah. Kini, kampung tersebut dikenal sebagai Kampung Muhammadiyah, karena terlahir dan berdomisilinya para tokoh Muhammadiyah serta organisasi yang berkiprah di bawah Muhammadiyah. Batik Kauman tumbuh merebak sebagai usaha tradisi.

Kehidupan kaum wanita di kampung Kauman mencatat perkembangan sejarahnya sendiri. Mulai dari aktivitas di bidang perdagangan khususnya batik, kini wanita Kauman mengambil peranan yang lebih bervariasi dalam berbagai profesi.

Sejak awal abad ke-20, perdagangan batik di Kauman berkembang ke tingkat nasional. Produknya yang ditujukan untuk berbagai tingkat dan golongan masyarakat dapat mencapai kota-kota seperti Medan, Jakarta, Surabaya dan Semarang.

Perdagangan ini bermula dari kerajinan membatik yang dilakukan wanita. Sementara itu, suami menjadi “abdi dalem” (pegawai Kesultanan Yogyakarta) atau sebagai pedagang. Ternyata keterampilan ini berkembang menjadi suatu kegiatan ekonomi yang berarti.

Dengan adanya perkembangan pemasaran batik, masyarakat Kauman meningkatkan kerajinan batik dari pekerjaan sambilan ke arah perusahaan. Pertama, makin meningkatnya pecinta kerajinan batik di daerah-daerah pemasaran sehingga banyak pesanan yang datang. Banyaknya jumlah pesanan yang tidak seimbang dengan produksi yang masih bersifat kerajinan sehingga timbil pikiran untuk mendirikan perusahan batik.

Kedua, status mereka sebagai “abdi dalem” memudahkan mereka untuk mendapatkan kepercayaan dari pemerintah sehingga memudahkan jalan untuk mendapatkan bahan baku batik.

Ketiga, didorong motivasi untuk memenuhi kebutuhan hidup karena penghasilan sebagai “abdi dalem” kurang mencukupi. Padahal mereka semua mau melepas diri dari hambatan itu, karena termasuk status sosial yang terpandang. Bahkan memudahkan mereka untuk memperoleh kepercayaan dari pemerintah serta mendapatkan fasilitas bahan batik.

Selain batik, wanita kauman juga mengerjakan kerajinan menyulam makhramah, yaitu penutup kepala wanita. Gadis Kauman memang dibekali dengan berbagai keterampilan seperti menjahit, menyulam dan membatik.

Sumber

Mural Batik Laweyan Libatkan 400 Peserta

Greget Dan Genit Motif Sayuran Di Batik Magetan